Indonesia merupakan salah satu Negara penghasil gaharu terbesar di
dunia, namun saat ini potensinya menurun, bahkan gaharu sudah menjadi
jenis yang langka ditemukan. Gaharu banyak diperdagangan dengan harga jual yang sangat tinggi terutama untuk gaharu dari tanaman famili Themelaceae dengan jenis Aquilaria spp. yang dalam dunia perdagangan sering disebut gaharu beringin. Untuk jenis gaharu dengan nilai jualnya relatif rendah, biasanya disebut sebagai gaharu buaya.
Secara umum perdagangan gaharu digolongkan menjadi tiga kelas besar, yaitu gubal, kemedangan, dan abu.
Gubal merupakan kayu berwarna hitam atau hitam kecoklatan dan diperoleh
dari bagian pohon penghasil gaharu yang memiliki kandungan damar wangi
beraroma kuat. Kemedangan adalah kayu gaharu dengan kandungan damar wangi dan aroma yang lemah serta memiliki penampakan fisik berwarna kecoklatan sampai abu-abu, memiliki serat kasar, dan kayu lunak. Kelas terakhir adalah abu gaharu yang merupakan serbuk kayu hasil pengerukan atau sisa penghancuran kayu gaharu.
Harga kemedangan dan gubal gaharu di pasaran bervariasi tergantung pada grade(kualitas),
harga gubal gaharu grade super di pasar lokal mencapai Rp 100
ribu/kg[Kemedangan] hingga mencapai 25 jt/kg,[Gubal gaharu] sedangkan harga terendah
Rp 5 - 50 ribu/kg untuk kayu gaharu yang tidak mengandung resin sama
sekali.Indonesia bertekad untuk meningkatkan penguasaan pasar kayu gaharu,
seiring telah dikuasainya teknologi produksi budidaya komoditas kayu
beraroma wangi tersebut. Sekjen Asosiasi Pengusaha Eksportir Gaharu Indonesia (Asgarin),
Faisal Salampessy, di Bogor, Rabu (29/4), mengungkapkan kebutuhan gaharu
di pasar global mencapai 3.000 ton senilai Rp3 triliun hingga Rp4
triliun. Pasar komoditas gaharu terutama negara-negara Timur Tengah dan Asia
Selatan. Harga gaharu bervariasi tergantung grade (kualitas) dan bisa mencapai
Rp15 juta sampai Rp30 juta/kilogram untuk kualitas double super.(pelita.or.id).
Kayu gaharu yang tadinya hanya didapatkan dari alam langsung sekarang sudah dapat dibudidayakan dengan lebih seksama seperti tanaman perkebunan lain (teh,kopi,coklat,karet dll).
Negara potensial pemakai gaharu (pengimpor) adalah Saudi Arabia, Kuwait
Yaman, United Emirat, Turki, Singapura, Jepang, dan Amerika. Kebutuhan
gaharu dari tahun ke tahun terus meningkat berbanding lurus dengan
harganya. Sementara stok gaharu alam semakin menurun akibat ditebang
terus-menerus tanpa diimbangi penanaman. Kebutuhan gaharu dunia terus
meningkat sehubungan dengan semakin meningkatnya pemanfaatan gaharu
terutama untuk obat-obatan di China.
sumber:ml.scribd.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar