Sabtu, 08 November 2014

Nilai Ekonomi Dan Pasaran Gaharu Secara Universal

  Indonesia merupakan salah satu Negara penghasil gaharu terbesar di dunia, namun saat ini potensinya menurun, bahkan gaharu sudah menjadi jenis yang langka ditemukan. Gaharu banyak diperdagangan dengan harga jual yang sangat tinggi terutama untuk gaharu dari tanaman famili Themelaceae dengan jenis Aquilaria spp. yang dalam dunia perdagangan sering disebut gaharu beringin. Untuk jenis gaharu dengan nilai jualnya relatif rendah, biasanya disebut sebagai gaharu buaya.
   Secara umum perdagangan gaharu digolongkan menjadi tiga kelas besar, yaitu gubal, kemedangan, dan abu. Gubal merupakan kayu berwarna hitam atau hitam kecoklatan dan diperoleh dari bagian pohon penghasil gaharu yang memiliki kandungan damar wangi beraroma kuat. Kemedangan adalah kayu gaharu dengan kandungan damar wangi dan aroma yang lemah serta memiliki penampakan fisik berwarna kecoklatan sampai abu-abu, memiliki serat kasar, dan kayu lunak. Kelas terakhir adalah abu gaharu yang merupakan serbuk kayu hasil pengerukan atau sisa penghancuran kayu gaharu.

   
   Harga kemedangan dan gubal gaharu di pasaran bervariasi tergantung pada grade(kualitas), harga gubal gaharu grade super di pasar lokal mencapai Rp 100 ribu/kg[Kemedangan] hingga mencapai 25 jt/kg,[Gubal gaharu] sedangkan harga terendah Rp 5 - 50 ribu/kg untuk kayu gaharu yang tidak mengandung resin sama sekali.Indonesia bertekad untuk meningkatkan penguasaan pasar kayu gaharu, seiring telah dikuasainya teknologi produksi budidaya komoditas kayu beraroma wangi tersebut. Sekjen Asosiasi Pengusaha Eksportir Gaharu Indonesia (Asgarin), Faisal Salampessy, di Bogor, Rabu (29/4), mengungkapkan kebutuhan gaharu di pasar global mencapai 3.000 ton senilai Rp3 triliun hingga Rp4 triliun. Pasar komoditas gaharu terutama negara-negara Timur Tengah dan Asia Selatan. Harga gaharu bervariasi tergantung grade (kualitas) dan bisa mencapai Rp15 juta sampai Rp30 juta/kilogram untuk kualitas double super.(pelita.or.id).



    Kayu gaharu yang tadinya hanya didapatkan dari alam langsung sekarang sudah dapat dibudidayakan dengan lebih seksama seperti tanaman perkebunan lain (teh,kopi,coklat,karet dll).
   




      Negara potensial pemakai gaharu (pengimpor) adalah Saudi Arabia, Kuwait Yaman, United Emirat, Turki, Singapura, Jepang, dan Amerika. Kebutuhan gaharu dari tahun ke tahun terus meningkat berbanding lurus dengan harganya. Sementara stok gaharu alam semakin menurun akibat ditebang terus-menerus tanpa diimbangi penanaman. Kebutuhan gaharu dunia terus meningkat sehubungan dengan semakin meningkatnya pemanfaatan gaharu terutama untuk obat-obatan di China.



sumber:ml.scribd.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar